Kamis, 19 Desember 2013

Angka dan Secangkir Kopi Hangat

Pelajaran apa yang paling sulit? Bisa dipastikan jawabannya adalah MATEMATIKA. Ya, tampaknya sudah tak asing lagi mata pelajaran yang banyak melibatkan angka dan perhitungan ini dicap sebagai mata pelajaran yang sulit dan menyulitkan. Bahkan sepertinya statement seperti itu telah menjadi tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Apa yang membuat matematika tampak sulit?
Salah satu faktornya adalah banyaknya perhitungan yang melibatkan angka dan logika. Padahal, rahasianya perhitungan matematika ternyata mampu membuat sel-sel otak berkembang. Pada saat kita melakukan perhitungan matematis, sel-sel tersebut akan saling berinteraksi dan membentuk ribuan jembatan yang menghubungkan antar sel tersebut. Sehingga manusia dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan cepat dan mudah melalui berbagai macam alternatif penyelesaian.

Disadari atau tidak, percaya atau tidak, seluruh sendi kehidupan dan segala aktivitas yang dilakukan manusia selalu melibatkan angka. Misalnya dalam bidang ekonomi, perhitungan kurs mata uang, transaksi jual-beli, pajak, dan sebagainya tak lepas dari perhitungan angka. Di bidang sosial, saat petugas sensus membutuhkan data banyaknya penduduk suatu daerah tertentu pun menggunakan perhitungan yang melibatkan angka, begitupun perhitungan tingkat kelahiran dan kematian. Di bidang politik, perhitungan suara pada saat pemilu pun disajikan dalam bentuk angka-angka. Dan masih banyak lagi hal-hal dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan angka.

Mengingat betapa pentingnya angka dalam kehidupan manusia, jadi tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menyukai dan mencintainya. Namun sayangnya, salah satu pelajaran yang paling banyak melibatkan perhitungan angka-angka ini seolah menjadi sosok yang menyeramkan sehingga sebagian besar dari kita/siswa tidak menyukainya.

Bagaimana mungkin kita mampu mengolah angka-angka yang akan dijumpai dalam kehidupan sehari-hari jika kita tidak menyukainya? Jangankan menyukainya, bahkan mungkin untuk tertarik pun tidak! Jika begitu, sudah barang tentu pelajaran matematika muncul sebagai sosok yang menyeramkan.
Jadi, gimana solusinya?

“Number Sense”. Ya, salah satu solusi terbaik dalam memecahkan masalah tersebut adalah konsep number sense. Konsep ini mengajak kita untuk menjadi teman akrab dari bilangan dan angka melalui berbagai bentuk permainan. Apabila kita telah bersahabat dengan bilangan dan angka, secara langsung kita akan memiliki kepekaan terhadapnya. Selanjutnya, tidak ada lagi “sosok menyeramkan matematika”, yang ada hanyalah “permainan dengan angka” dan menikmatinya bersama secangkir kopi hangat.

“Semua aktivitas kehidupan manusia selalu melibatkan angka. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersahabat dengan angka.”

Daftar Pustaka:
Saleh, Andri.(2009). Number Sense: Belajar Matematika Selezat Coklat. Jakarta: TransMedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar